Bendung Tegal, area wisata kuliner di Imogiri yang perlu dikunjungi – bagian 1

Ayam kampung goreng Bendung Tegal, Kenonagung, Imogiri.

Oleh Sabjan Badio

Imogiri, Smpmaarifimogiri.sch.id–Apa yang Anda pikirkan ketika mengenal Imogiri? Ya, Makam Raja-Raja Imogiri, Kampung Batik Giriloyo, Kampung Pramuka Wukirsari, dan mungkin banyak lagi.

Selain destinasi terkenal itu, tentu saja ada pula wisata kuliner yang tidak boleh dilewatkan. Apa saja? Berikut daftarnya.

  1. Bendung Tegal
  2. Taman Kuliner Imogiri
  3. Sate klatak hingga kuah kecap
  4. Pecel dan wedang uwuh Makam Raja-Rraja

Bendung Tegal

Bendung Tegal dikenal sebagai kompleks wisata murah di Imogiri. Objek utamanya berupa bendungan Sungai Opak yang terletak di Desa Wisata Kebonagung, Imogiri.

Untuk masuk ke tempat ini, Anda hanya perlu membayar biaya parkir sebesar Rp2.000. Selebihnya, hanya membayar yang “diakses”. Kalau Anda makan, ya membayar makannya saja.

Ada tiga hal yang biasa dilakukan di Bendung Tegal, yaitu makan, melihat pemandangan, dan memancing. Ketiganya bisa dinikmati sekaligus para pengunjung.

Khusus makan atau wisata kuliner, ada tiga tujuan utama, yaitu Mie Ayam Ibu Edi Sutrisno, Mie Ayam Tanpa Nama, dan Lesehan Bendung Tegal. Lokasi ketiganya tidak berjauhan dan jangan khawatir soal harga.

Pertama, Mie Ayam Ibu Edi Sutrisno

Mie ayam ini memiliki banyak cabang dengan pusatnya di area Bendung Tegal. Di Bendung Tegal, warungnya cukup luas, mulai di bagian depan yang memiliki kursi hingga pendopo yang berkonsep lesehan. Saking luasnya warung ini, mungkin Anda bisa mengajak satu RT sekaligus.

Daftar menu mie ayam Ibu Edi Sutrisno di Kompleks Bendung Tegal, Imogiri. Foto: Sabjan Badio

Apa kelebihannya? Saya sendiri melihatnya dari harga yang standar, hanya Rp8.000 untuk mie ayam biasa. Selain itu, dari pilihan yang tersedia, ada ekstra ayam, ekstra sawi, tambahan ceker, bakso, dan ada pula porsi ganda alias double. Khusus porsi double ini tidak saya sarankan, karena harganya dua kali lipat. Mending pesan dua porsi saja. Hehe.

Kelebihan lainnya, masaknya cepat. Saya sering makan pas rame-ramenya. Ternyata menunggunya tidak terlalu lama. Bahkan, yang agak lama itu justru pukul 08.00 WIB, ketika warung masih sepi. Sebab, sering kali pas saya ke sana, mereka belum benar-benar siap. Jadi, sedikit menunggu.

Soal rasa, menurut saya pedas merica plus agak manis. Jadi, tanpa tambahan saos, kecap, dan sambal pun, mie ayam ini sudah bisa dinikmati dengan enak. Namun, jika masih kurang, tersedia saos, kecap, dan sambal di meja.

Mie ayam dari warung mie ayam Ibu Edi Sutrisno. Foto: Sabjan Badio

Soal kekurangan, mungkin bagi yang tidak suka pedas, di sini tidak ada opsi tidak pedas. Akan tetapi, jangan khawatir, pedasnya nggak pakai banget. Hanya merica. Kekurangan lain, mungkin tidak tersedia tisue di meja, adanya tempat cuci tangan. Pengunjung harus minta ke pelayannya jika masih tersedia. Namun, saya kira defaultnya mie ayam di mana-mana memang nggak ada tisue.

Mie Tanpa Nama

Nah, jika Anda tidak suka yang pedas, bisa jalan ke arah selatan, ke Mie Ayam Tanpa Nama. Beberapa teman bahkan komentar mie yang satu ini cenderung “anyep”. Untuk itu, bagi yang ingin lebih berasa lagi, silakan tambahkan saos, kecap, dan sambal yang tersedia.

Warung mie ayam Tanpa Nama dilihat dari arah utara. Foto: Sabjan Badio

Untuk harga, lebih murah dibandingkan dengan Mie Ayam Ibu Edi Sutrisno. Tempat duduk tidak kalah luas, bahkan bisa langsung memandang ke arah Bendung Tegal. Ada dua pilihan tempat makan, mulai dengan kursi hingga lesehan.

Mie ayam dari warung mie ayam Tanpa Nama. Foto: Sabjan Badio

Lesehan Bendung Tegal

Selain kedua warung itu, ada beberapa warung lain di sini. Ya, tentu termasuk salah satu warung tempat nongkrong pelajar selepas sekolah itu–ada juga yang nongkrong jam sekolah. Namun, yang direkomendasikan adalah warung Lesehan Bendung Tegal, yang menghadap langsung ke arah bendungan.

Warung Lesehan Bendung Tegal. Foto: Sabjan Badio

Warung ini memiliki dua tempat makan, yaitu di warungnya sendiri yang setengah terbuka dan di gazebo bagian atas, di pinggir bendungan sambil menikmati gemuruh air. Untuk arena setengah terbuka, otomatis setengah tertutup, ya. Haha.

Anda tinggal memilih tempat yang disenangi. Bahkan, bagi yang ingin lesehan di pinggir bendungan juga bisa. Ada fasilitas tikar, tinggal minta saja ke penjualnya. Kendati bernama lesehan, warung ini juga menyediakan kursi.

Jika kedua warung sebelumnya fokus ke mie ayam, Lesehan Bendung Tegal memiliki banyak menu yang bahan utamanya ayam dan ikan. Untuk ayam, ada ingkung kuah, ingkung goreng, ayam goreng, dan ayam bakar. Sementara itu, untuk ikan, ada ikan goreng, ikan bakar, dan mangut lele.

Ayam goreng kampung dari Lesehan Bendung Tegal. Foto: Sabjan Badio

Untuk harga? Harga biasa, saya kira, ingkung utuh lebih kurang Rp130.000, ayam goreng dengan harga 20-an per potong, dan untuk harga ikan kisaran belasan hingga 20-an. Harga tersebut terjangkau. Saking terjangkaunya, mungkin pengunjung tidak akan sadar itu tempat wisata.

Jika Anda hadir bersama rombongan dengan ragam selera, Lesehan Bendung Tegal bisa jadi pilihan. Anak, istri, teman, bahkan Anda sendiri bisa memilih menu berbeda-beda sesuai selera.

Sebagaimana dua warung sebelumnya, Lesehan Bendung Tegal ini juga ada kekuranganya. Pertama, biasanya masaknya sedikit lama, terutama menu ikan. Sepertinya ikan segar, jadi penjualnya harus membersihkan terlebih dahulu. Berikutnya, untuk ingkungnya khas, ya, tidak persis dengan yang tradisional seperti di Pajangan itu.

Bagaimana, kapan kira-kira ke wisata kuliner Bendung Tegal? (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *