Imogiri, Smpmaarifimogiri.sch.id – Filter bubble atau gelembung tersaring merupakan istilah yang menggambarkan alogaritma yang menentukan informasi apa saja yang akan kita temukan di internet, khususnya melalui mesin pencarian dan media sosial. Adanya filter bubble ini menyebabkan kita terpisah dari pendapat berbeda sehingga menjadi terkungkung dalam gelembung budaya atau pendapat pribadi.
Demikian disampaikan Sabjan Badio dalam rapat mingguan guru dan karyawan SMP Ma’arif Imogiri (23/8). Masih, menurut Sabjan, filter bubble ini didasarkan dari apa yang kita cari, apa yang sering kita buka, dan apa yang sering kita baca dan tonton yang ditemukan dari penggunaan mesin pencari, website yang dikunjungi, dan medsos yang kita gunakan.
Sabjan mencontohkan, salah satu akun Instagram miliknya berisi postingan tentang makanan dan melalui akun tersebut dirinya sering mencari informasi tentang makanan. Nah, pada menu pencarian, feed, dan iklan bermunculanlah akun dan postingan tentang makanan. Tidak hanya sampai di situ, makanan-makanan yang ditampilkan adalah makanan-makanan yang sesuai dengan selera dirinya.
Hal ini juga terjadi pada persoalan politik, religiositas, budaya, dan lain-lain. Informasi yang sering ditemukan adalah informasi yang sesuai dengan pendapat kita. Itu memang disengaja oleh alogaritma dalam rangka memelihara “kebertahanan” kita dalam berinternet. Akibatnya, menjadi wajar jika kita sampai berjam-jam terbelenggu di layar ponsel atau laptop karena apa yang kita baca merupakan hal-hal yang menyenangkan. Kita pun kemudian membagikannya kepada orang-orang sekitar.
Dampaknya, kita kemudian merasa seolah-olah mengetahui semua yang ada di sekitar kita, merasa pendapat kita paling benar, padahal tidak demikian. Hal yang terjadi, kita justru tidak mengetahui kebenaran yang sesungguhnya karena pendapat atau pandangan berbeda tidak pernah disodorkan ke kita.
Filter bubble ini menguntungkan pengiklan. Mereka menjadi tahu betul apa yang kita cari. Sabjan sendiri memiliki pengalaman berkali-kali disodori produk-produk yang memang sedang dicarinya, hal itu terjadi beberapa saat setelah dia mengetikkan kata kunci terkait barang yang sedang dicarinya tersebut.
Untuk menghadapi persoalan tersebut, salah satu pengembang spektrum desain komunikasi visual Direktorat PSMK ini meminta guru dan karyawan SMP Ma’arif Imogiri untuk keluar dari gelembungnya masing-masing. Guru-guru sebaiknya belajar menerima pendapat berbeda. Jika ada sesuatu yang belum dipahami, guru dan karyawan diminta mencari penjelasan dari sumber primer atau sumber-sumber terpercaya, jangan mudah menerima begitu saja informasi-informasi yang berseliweran di medsos atau situs-situs yang kredibilitasnya masih dipertanyakan. (*)
Leave a Reply