Imogiri, Smpmaarifimogiri.sch.id—”Temanmu bukan mainanmu. Jadi, mulai hari ini jangan ada lagi yang mengolok-olok temannya karena fisik, SARA, keluarga, kebiasaan, dan lain-lain.”
Hal demikian disampaikan Kepala SMP Ma’arif Imogiri, Sabjan Badio, dalam apel pagi sosialisasi anti-bullying di SMP Ma’arif Imogiri, Rabu (9/8). Apel yang diikuti seluruh siswa, guru, dan karyawan itu digelar di halaman sekolah.
Lebih lanjut, Sabjan mencontohkan, bullying atau perundungan fisik bisa berupa mengejek rambut, warna kulit, tinggi badan, dan lain-lain. Sementara itu, SARA di antaranya asal daerah, ciri-ciri komunal fisik, dan organisasi.
Terkait keluarga, seluruh warga SMP Ma’arif Imogiri dilarang membicarakan kondisi keluarga temannya. Pelarangan ini jika hal tersebut dilakukan dengan maksud mengejek, menggunjing, atau menghina.
Selain itu, dibahas pula soal kebiasaan seorang siswa yang mungkin berbeda dengan siswa yang lain. Temannya diminta tidak membicarakannya dengan maksud untuk merendahkan atau menghina.
Sabjan yang juga merupakan praktisi teknologi informasi itu juga menyampaikan bahwa selain secara langsung bullying juga bisa terjadi melalui teknologi. Jadi, selain secara langsung, siswa juga dilarang melakukan bullying melalui status di WhatsApp atau di media sosial.
Khusus kasus di media sosial, warga Ma’arif diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat sekaligus menjadi bukti. Jadi, dapat diperkarakan di pengadilan. Untuk itu, semua diharapkan berhati-hati dalam menulis status.
Di sisi lain, para siswa diminta tidak mudah melapor ke pihak berwajib. Usahakan permasalahan diselesaikan dulu bersama wali kelas atau guru BK. Jika tidak bisa, baru melibatkan orang tua.
Menutup sambutannya, Sabjan meminta guru dan karyawan yang hadir mengikuti apel juga mendengungkan kampanye anti-bullying. Kampanye dapat dilakukan guru saat mengajar, wali kelas saat bertemu siswa binaannya, dapat juga dilakukan kesiswaan dan guru BK. Jika diperlukan, sangat mungkin mengundang pihak luar.
“Bapak/ibu guru dan karyawan mohon aktif untuk mencegah terjadinya bullying dengan cara ikut mendengungkan kampanye ini. Jika ada indikasi terjadinya bullying, harap segera diselesaikan sampai tuntas sesuai POS,” tutup Sabjan. (*)
Leave a Reply