Imogiri, Smpmaarifimogiri.sch.id–Isu digantinya Kurikulum Merdeka menjadi deep learning sempat santer di Indonesia. Hal itu melandasi Kepala SMP Ma’arif Imogiri, Sabjan Badio, mengangkat tema ini dalam morning briefing GTK SMP Ma’arif Imogiri, Selasa (26/11).
Dalam pertemuan ini, Sabjan meminta guru-guru membaca tulisan Profesor Suyanto, “‘Deep Learning‘ Pengganti Kurikulum Merdeka?” (Kompas edisi 26 November 2024).
Dalam analisis tersebut, dinyatakan bahwa deep learning hanyalah pendekatan pembelajaran dengan tujuan agar siswa benar-benar belajar, memahami prosesnya, memaknai konten, serta menyenangi proses dan konten secara mendalam. Jadi, bukan kurikulum baru.
Berkaca dari kasus ini, Sabjan meminta guru-guru untuk responsif atas isu baru yang berkembang. Guru-guru semestinya mencari info dari sumber-sumber terpercaya, jangan sekadar dari “katanya”.
Dalam rangka tanggap terhadap isu terkini tersebut, guru juga diminta untuk belajar. Terkait deep learning, misalnya, guru perlu belajar materi mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning. Pertama hafalkan, selanjutnya pahami, kemudian terapkan dalam pembelajaran.
Selain itu, guru juga perlu memahami teori lain terkait deep learning, seperti learning by doing (J. Dewey), multiple intelligences. (H. Gardner), mindful learning. (E. Langer), dan lain-lain. (*)
Leave a Reply