Imogiri, Smpmaarifimogiri.sch.id—Personal branding, dikenal pula dengan penjenamaan diri (pribadi) atau pencitraan diri (pribadi), perlu dilakukan seorang guru. Personal branding terkait akan dikenal seperti apa seorang guru di hadapan siswa dan rekannya, di organisasi, hingga masyarakat sekitarnya.

Personal branding ini penting karena akan menentukan respons siswa, apakah mereka akan abai atau respek terhadap seorang guru. Guru yang berhasil membangun branding sebagai guru yang disiplin, cerdas, perhatian, humoris, tentu akan mendapat respons yang berbeda dengan guru yang telatan, kurang menguasai materi, kurang peduli, dan terlalu serius serta kaku.

Demikian disampaikan Kepala SMP Ma’arif Imogiri, Sabjan Badio, dalam morning briefing guru dan karyawan, Jumat (15/11). Menurutnya, hal yang harus diperhatian dalam personal branding ini setidaknya ada tiga, yaitu kompetensi, karakter yang unik, serta penampilan.

Pertama, kompetensi, seorang guru harus memiliki persiapan yang cukup. Siswa tidak akan percaya ketika saat mengajar, gurunya terlihat kurang menguasa materi. Oleh karena itu, guru perlu banyak membaca dan banyak belajar sebelum mengajar.

Kedua, terkait karakter yang unik, seorang guru ingin dilihat seperti apa? Apakah guru yang jujur, baik hati, perhatian, humanis, peka, atau gabungan berbagai karakter tersebut?

Ketiga, penampilan seorang guru–termasuk persoalan bau badan–perlu diperhatikan pula. Jangan sampai gara-gara penampilan seorang guru, siswa menjadi tidak semangat belajar. Penampilan tidak harus mewah, paling tidak jangan sampai menghadirkan rasa tidak suka pada siswa.

Sebelum mengakhiri morning briefing, Sabjan meminta guru dan karyawan menyampaikan paling tidak satu kelebihan dan satu kekurangan masing-masing guru. Menurutnya, kelebihan harus dipertahankan, ditambah, dan ditingkatkan. Sementara itu, kekurangan harus diperbaiki. Memahami kelebihan dan kekurangan diri menjadi modal besar dalam membangun personal branding. (*)